Ubuntu for Android |
(01-Maret-2012) Mark Shuttleworth mengumumkan kepada publik akan hadirnya sebuah
kolaborasi antara sistem operasi yang ada di desktop dengan yang ada di
telepon genggam. Sebuah kolaborasi yang kemudian disebut Ubuntu for
Android ini membuat banyak orang kemudian ber-wow ria.
Sebagaimana diketahui Ubuntu adalah sistem operasi untuk desktop baik di rumah, sekolah, lab maupun kantor.
Sedangkan Android adalah sistem operasi (yang biasa dijumpai) pada tablet, telepon genggam, jam tangan, hingga board ski.
Nah, Ubuntu for Android adalah sebuah sistem yang menghadirkan Android dan Ubuntu sehingga pengguna dapat menggunakan Ubuntu dari handphone Android hanya melalui monitor.
Namun, tidak hanya itu. Ubuntu for Android ini bukan sekedar mengakses Ubuntu dari Android melainkan menggabungkan keduanya ke dalam satu sistem operasi yang terpadu, seirama dan berjalan secara simultan. Ini adalah kolaborasi dua produk besar dan ternama dari dunia open source yang membuat kita terkagum.
Sebagaimana diketahui Ubuntu adalah sistem operasi untuk desktop baik di rumah, sekolah, lab maupun kantor.
Sedangkan Android adalah sistem operasi (yang biasa dijumpai) pada tablet, telepon genggam, jam tangan, hingga board ski.
Nah, Ubuntu for Android adalah sebuah sistem yang menghadirkan Android dan Ubuntu sehingga pengguna dapat menggunakan Ubuntu dari handphone Android hanya melalui monitor.
Namun, tidak hanya itu. Ubuntu for Android ini bukan sekedar mengakses Ubuntu dari Android melainkan menggabungkan keduanya ke dalam satu sistem operasi yang terpadu, seirama dan berjalan secara simultan. Ini adalah kolaborasi dua produk besar dan ternama dari dunia open source yang membuat kita terkagum.
Nyata sekali dan tidak dapat dipungkiri
bahwa sifat open source yang ada pada kedua produk inilah yang
menjadikan semuanya serba mungkin. Sifat terbuka dari kode sumber ini
membuat developer paham akan isi masing-masing produk.
Dengan
pahamnya isi produk maka akhirnya mereka mampu menyisipkan beberapa
baris kode untuk menjadikan penyatuan ini mungkin. Jika salah satu bukan
produk open source, apakah penyatuan ini tidak mungkin dilakukan?
Mungkin, tentu saja.
Namun, akan memerlukan waktu yang jauh lebih lama dari yang dapat kita bayangkan. Dan pada akhirnya bisa menjadi tidak mungkin.
Jangan
jadi katak dalam tempurung, begitu bunyi pepatah kuno yang kita
pelajari dulu sewaktu kecil. Dari sini kita belajar bahwa menjadi
manusia yang cuma begitu-begitu saja itu tidak cukup baik. Harus mau
membuka diri dan terbuka sehingga pada akhirnya belajar dan menemui
banyak hal.
Ketika kita mulai membuka diri, ada saja sesuatu
yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bisa tersenyum kala
melihat kelucuan tingkah pengguna jalan, misalnya. Berkenalan hingga
akhirnya akrab dengan seorang pujangga, mungkin. Mendapatkan pekerjaan
dan kehidupan yang lebih baik. Atau mungkin juga mendapatkan pasangan
baru yang akan menjadikan hidup lebih berwarna.
Begitu
juga halnya dengan membuka kode sumber sebuah produk kepada publik.
Dari sebuah produk yang, katakanlah cukup sempurna, bisa saja akhirnya
hadir turunan produk dengan fitur lain yang belum pernah dipikirkan.
Mungkin
juga akan hadir add-on atau plugin yang menjadikan produk lebih
berkualitas. Atau bisa juga akhirnya produk ini menjadi lebih sempurna
dan lebih berharga untuk pengguna maupun pembuatnya. Semuanya serba
mungkin.
Tanpa disadari, menjadikan sebuah produk sebagai open
source juga telah membuat kompetisi menjadi lebih hidup. Kode sumber
yang dapat diakses oleh siapa saja dan keterbukaan untuk menjadikannya
lebih baik menjadikan semuanya ikut andil dan berlomba untuk
menjadikannya lebih baik. Semuanya berlomba untuk berkontribusi.
Ada
yang dengan niat mengasah pengetahuan dan kemampuan. Ada yang cuma
sekadar mengisi waktu luang. Ada juga yang mungkin berharap namanya akan
tercatat dalam sejarah.
Ada banyak bukti yang bisa disebutkan
dari produk open source yang menjadi lebih baik, baik produk maupun
pengembangnya. Sebut saja Apache, Firefox, OpenOffice, MySQL, GIMP,
Audacity, FileZilla, dan masih banyak lagi.
Semuanya berinovasi
dan berkembang dengan pesat serta lebih cepat -- bahkan kadang dari yang
dibayangkan sebelumnya. Pada akhirnya, banyak produk yang
berbondong-bondong menyusul menjadi open source. Ada webOS dari HP,
YSlow dari Yahoo!, HijackThis dari Trend Micro dam sensor HAL dari Sony.
Open
source pada kenyataannya membuat semua pihak menang dan menjadi lebih
baik. Toh, pada hakekatnya kita semua ingin membuat dunia ini menjadi
lebih baik.
Blogwalking.. :)
BalasHapusMantap Ni, i like this
BalasHapus